Pagar Pengaman Jalan (guard rail) Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 82 Tahun 2018

Pagar Pengaman berfungsi untuk melindungi daerah atau bagian jalan yang membahayakan bagi pengguna jalan.
Pemilihan jenis pagar pengaman dengan mempertimbangkan:
a. kecepatan rencana;
b. ruang yang tersedia untuk mengakomodasikan defleksi pagar saat terjadi tabrakan;
c. kekuatan bahan yang bisa menahan laju kendaraan saat hilang kendali;
d. ketepatan penempatan dan pemasangan;
e. tingkat kekakuan (stiffhes) pagar yang dipasang.

Pagar pengaman dipasang pada tepi luar badan jalan dengan jarak paling dekat 60 (enam puluh) sentimeter dari marka tepi jalan.
Pagar pengaman dilengkapi dengan tanda dari bahan bersifat reflektif dengan warna sesuai dengan warna patok pengarah pada sisi yang sama.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Jembatan Gantung

Disamping adanya pembangunan infrastruktur berskala besar seperti jalan tol dan bendungan, Pemerintah juga terus melanjutkan pembangunan infrastruktur kerakyatan yang manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat, diantaranya adalah pembangunan jembatan gantung untuk meningkatkan konektivitas antar desa - desa. Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek jarak warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja dan lain sebagainya.
Contoh Jembatan Gantung Simetris 120 M

Secara garis besar konstruksi yang digunakan dalam jembatan gantung diatas antara lain:
- Pondasi Tiang Bor Beton / Bored Pile diameter 400 mm
Pylon – Counter Weight dibuat dari beton bertulang
- Pengangkutan Jembatan Gantung dari pabrikan
- Pemasangan/merakit Jembatan Gantung
Dan karena akses menuju ke lokasi pembangunan jembatan gantung biasanya jalannya relatif sempit, sehingga pembangunan tidak memungkinkan untuk digunakan alat berat dengan kapasitas yang besar, maka dalam metode ini cenderung menggunakan mesin-mesin dengan kapasitas yg kecil. Berikut ini Kami uraikan tahapan pelaksanaannya;

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Laston Lapis Aus (Asphalt Concrete - Wearing Course atau AC-WC),

Laston Lapis Aus AC-WC (Asphalt Concrete - Wearing Course), merupakan lapisan perkerasan perkerasan beraspal yang berada pada lapisan paling atas atau berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, namun AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan jalan beraspal, sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan jalan. Laston Lapis Aus (AC-WC) mempunyai tekstur yang paling halus dan kadar aspalnya paling banyak dibandingkan dengan jenis laston lainnya. 
Sebagau lapis aus, pada umumnya Laston Lapis Aus (AC-WC) dihampar  dengan ketebalan 5 cm padat pada permukaan jalan yang sebelumnya telah dilapisi dengan konstruksi Lapis Pondasi Agregat Klas A (LPA) tebal 30 cm, Laston Lapis Pondasi (AC-Base) tebal 8 cm serta Laston Lapis Antara (AC-BC) tebal 6 cm. 

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Baja

Pekerjaan pondasi tiang pancang baja yang kami maksud disini adalah Pondasi Tiang Pancang Baja diameter 600 mm yang digunakan untuk pondasi jembatan. Pekerjaan ini mencakup pengadaan tiang pancang baja dengan cara membeli dari pabrik pembuat yang sesuai Spesifikasi Teknis dan ketentuan sebagai berikut : 

- Tiang Pancang baja sesuai dengan yang disyaratkan dalam kontrak. 
- Panjang per bagian tiang pancang 6 meter (pipa baja diameter 600 mm, tebal 12 mm) 
- Sambungan pipa/tiang pancang adalah tiap 6 meter 
- Komponen untuk penyambungan Guide Ring berupa plat tebal 4mm, tinggi 200mm 
- Bekisting Fenolik tebal 18 mm untuk menahan beton pada saat pengecoran bagian atas tiang pancang sesuai gambar rencana. 
- Baut dia. 32 mm untuk penyambungan tulangan tiang pancang.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Struktur Jembatan Rangka Baja Standar Panjang 80 M

Dalam pemasangan struktur jembatan rangka baja, metode yang kami sampaikan adalah Metode Perakitan dengan Perancah dan Metode Sistem Kantilever Komponen per Komponen yang dapat diterapkan secara bersamaan saling melengkapi maupun secara sendiri-sendiri tergantung dikondisi lapangan (cuaca, aliran air sungai, maupun pasang surut muka air sungai) dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. 

I. Perakitan Dengan Perancah 

a. Umum 
Sistem perakitan dengan perancah ini juga dipakai sebagian pada sistem semi kantilever yaitu pada bagian sungai yang landai saja biasanya masih berupa daratan, sedang pada area pelayaran yang dalam dilanjutkan dengan metode 

Metode Pelaksanaan Pembuatan Abutment Jembatan

Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban pada ujung bentang dan gaya-gaya lainnya yang didistribusikan pada tanah pondasi. 
Berikut ini kami uraikan tahapan dalam pelaksanaannya. 
Pekerjaan diawali dengan pembuatan lantai kerja dan dilanjutkan dengan pembuatan footing abutment dimulai dengan pemasangan begisting/acuan pada tiap sisi samping footing. 
Pemasangan tulangan untuk footing abutment, dipasang sesuai dengan dimensi dan jarak yang ada gambar kerja, pada tiap pertemuan anyaman tulangan dengan tulangan diikat dengan kuat menggunakan kawat bendrat.
Berikut ini tahapan pelaksanaan untuk Baja Tulangan: 

Metode Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tpe I Bentang 25.6 M

Dalam proyek pembangunan suatu jembatan, sara umum serta lebih praktisnya untuk melakukan penyediaan Unit Pracertak gelagar adalah dengan cara membeli dari pabrik/produsen pracetak girder, dan disini Kami mencoba memberikan gambaran tentang metode pembuatan dan stressing Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 25 meter. sendiri di proyek.

Pembuatan Bekisting/Acuan 
Bahan yang digunakan : 
  • Mutiplek tebal 16 mm 
  • Plat baja untuk acuan/cetakan 
  • Kawat Baja 
  • Balok kayu. 
  • Paku 
Bahan mutiplek yang dipakai harus memenuhi ketebalan yang disyaratkan agar pada pelaksanaan pengecoran beton berjalan lancar, dan permukaan dalam dilapisi dengan lilin untuk mengkasilkan permukaan yang halus. 
Kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton terekspos. Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan harus dikirim ke direksi dan harus memperoleh persetujuan. 
Acuan dapat dibuat dapat dari kayu atau pelat baja dengan sambungan dari adukan yang kedap air dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan. Acuan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat dibongkar tanpa merusak beton.